Rencana Allah untuk Saya, Helvy & Mas Gagah

IMG_20150418_2_resized

(Oleh Yulyani, ibu pemeran “Mas Gagah” di film Ketika Mas Gagah Pergi)

Saya yakin ini bukan sebuah kebetulan, melainkan Allah Maha Perancang Segala. Perancang Terbaik kehidupan ini.

Pertama saya tahu bahwa “Ketika Mas Gagah Pergi” akan dibuat film hati saya sangat bahagia. Keinginan saya akhirnya akan terwujud! Buku inspiratif ini telah saya baca berulang-ulang sampai 20 kali lebih. Bahkan sosok Mas Gagah begitu dalam di hati saya, begitu mewarnai pikiran saya. Saya bayangkan dapat melihat sosok itu dalam hidup saya. Saya merasakan bagaimana terjalnya dakwah saat kuliah di kota kecil saya di Bengkulu. Betapa kita memerlukan jiwa-jiwa yang gagah dan tangguh di jalan ini. Ah, saya hanya membayangkan suatu saat mungkin bisa menjadi saksi, melihat film ini terwujud dan sosok Mas Gagah -yang hanya dari punggung belakangnya saja- yang diperlihatkan dari kulit buku cetakan kedua itu, akan saya lihat sosok pemerannya.

Saat KMGP terbit sebagai buku untuk pertama kalinya tahun 1997, saya menjadi saksi buku ini diluncurkan di Surabaya. Saya bahkan menemani penulisnya Helvy Tiana Rosa sebagai pembicara bersama Igo Ilham yang waktu itu menjadi bintang film “Fatahillah”. Sambutan terhadap buku ini luar biasa saat itu. Entah mengapa saya merasa ada sesuatu yang mendekatkan saya dengan kisah ini.

Tahun 2000 saya kembali bertemu Helvy Tiana Rosa, sama-sama menjadi pembicara di Semarang. Tapi kami tak sempat bicara banyak karena masing-masing harus segera kembali beraktivitas ke kota kami.

Saat bertemu kembali dengan Helvy, 15 tahun kemudian, saya baru tahu bahwa cerita ini ditulisnya pada Maret 1992 untuk salah satu tugas kuliahnya di UI. Saya juga baru tahu bahwa Helvy mempertahankan ruh cerita ini sedemikian, hingga ia tak rela satu scene kemanusiaan, tentang Palestina yang disampaikan Mas Gagah (kemudian juga Yudi) dalam cerita tersebut dihilangkan oleh pihak PH. Helvy merasa Palestina penting disebut dalam cerita anak muda ini. “KMGP akan menjadi cerita remaja Indonesia pertama yang menyinggung tentang Palestina,” ujarnya. Helvy juga mencari sosok Mas Gagah yang sedekat mungkin dengan figur yang ia tulis. “Saya tidak mencari bintang film, tapi saya mencari pemuda yang mau berdakwah lewat film. Dan itu ternyata susah!”

Wacana memfilmkan KMGP sudah dimulai pada tahun 2004. Itu 11 tahun lalu! Namun baru bisa terealisasi 2015 karena susahnya mencari PH yang memiliki spirit sama dalam mewujudkan KMGP ke layar kaca. Demi idealisme, Helvy dan kawan-kawan akhirnya memakai pendekatan crowd funding untuk membiayai film tersebut. Helvy juga membuka casting online di Youtube dengan harapan akan menemukan sang pemeran utama. Saya coba mencerna semua tentang apa yang dilakukan Helvy, tentang jalan yang terjal bagi film Ketika Mas Gagah Pergi. Inikah jalan yang Allah tentukan itu?

Saya ingat lagi perkataan Helvy. Maret 1992, saat Helvy menulis KMGP pertama kali, itu juga bulan dan tahun kelahiran anak lelaki pertama saya. Ketika cerita ini dimuat di majalah Annida 1993, saya adalah ibu muda dengan seorang anak lelaki berumur setahun. Tentang spirit Palestina dalam diri Helvy dan Mas Gagah…, saya rasakan besarnya cinta diri ini terhadap Palestina. Bahkan sebelum menikah sudah saya persiapkan nama istimewa untuk anak saya dari perjuangan pergerakan Palestina. Saya sangat bangga dengan pejuang Palestina dan merasa harus turut mengambil peran dalam kemerdekaan Palestina. Sheikh Ahmad Yasin dan seluruh syuhadanya adalah ruh yang menggerakkan keistiqomahan saya. Maka ketika bayi lelaki kecil ini lahir kami rangkaikan nama yang mengingatkan orang pada Palestina dan para syuhadanya.

Alhamdulillah saya sangat bersyukur anak saya tumbuh besar dan membanggakan. Ia bisa meraih berbagai prestasi di bidang bisnis, sains hingga teater. Namun ia tak pernah lupa untuk sholat tepat waktu dan giat menghafalkan Al-Quran. Tak seperti para pemuda lain yang eksis di dunia maya, ia enggan memiliki akun FB, twitter atau instagram dengan alasan ingin lebih menjaga hafalan Quran-nya.

Saya ingat, ketika casting online KMGP di Youtube saya sampaikan ke anak saya, ia enggan untuk main dan terlibat. Ia memang menyukai teater dan bila pun mau main film, ia akan memastikan itu film dakwah. “Aku tidak ingin jadi artis terkenal, Ummi,” kata anak saya itu. “Aku hanya ingin menjadi bagian dari dakwah, termasuk melalui film.”

Ia sungguh tak berambisi. Bahkan sampai di hari terakhir tgl 28 februari 2015 tersebut kami sedang pulang kampung ke Bengkulu, saya diskusi dengan anak saya tentang visi besar film ini. Tentang perjuangan, tentang indahnya Islam, damainya Islam, rahmat yang diberikan Islam bagi semesta, juga tentang kegagahan Islam.

Alhamdulillah dari diskusi tersebut anak lelaki saya mau ikut casting online tersebut. Dengan waktu yang sangat terbatas, kami cari studio foto malam hari. Tak sampai di situ, kota kecil ini dengan keterbatasan internet di malam hari, saya harus cari warnet pula di tengah malam. Hampir pukul 00.00 menuju hari berikutnya, baru video tersebut bisa kami unggah ke Youtube. Tepat di menit menit terakhir!

Subhanallah, 23 tahun setelah buku ini terbit, saya melihat bagaimana persiapan mewujudkan filmnya, dan ternyata anak lelaki yang saya lahirkan, yang kini berusia 23 tahun itu kini penuh semangat, menjadi bagian di dalamnya!
Ya Rabb, saya tidak lagi sekadar menatap punggung tokoh fiksi kesayangan saya itu, bahkan saya bisa memeluknya dengan sangat erat!

“Masya Allah, saya merasa seperti menemukan anak saya yang hilang 23 tahun lalu….,” kata Helvy terharu saat bertemu kami. “Akhirnya saya tahu, mengapa Allah memberi waktu sepanjang ini untuk film KMGP….”

Subhanallah. Adakah yang lebih apik daripada semua yang telah diatur Sang Maha? Adakah yang lebih indah dari rencanaNya bagi Helvy, Mas Gagah, saya dan Hamas Syahid Izzudin?


Kisah ini diambil dari buku : Jejak-Jejak Mas Gagah (Penerbit ACT 2015)

11538132_938807129476073_6557471104772776533_o

12 Comments

Filed under Jurnal, Kabar, Karya, Lainlain, Sketsa

12 responses to “Rencana Allah untuk Saya, Helvy & Mas Gagah

  1. Reblogged this on Ubibetha and commented:
    nice

  2. Langit Biru

    Ah, mb Helvy. Smga berkah Allah selalu terlimpah untuk terwujudnya KMGP ke layar lebar. Film yg sdh lama saya tunggu jadwal tayangnya. terharu, merinding, dan tertohok.

  3. Syifa Fajarini

    Reblogged this on Verba Volant, Scripta Manent and commented:
    Allah, skenario Mu selalu indah.
    Hikmah, hikmah, hikmah..

  4. silvia

    Saya msh ingat dulu pertama kali baca buku kmgp kelas satu sma, dan sy juga ngefans sekali dgn sosok mas gagah. Mashaallah bangga bgt punya putra spt mas hamas, mdh2an putra pertama saya kelak bs jd spt mas hamas syahid izudin yg ganteng dan sholeh

  5. RND

    Reblogged this on RND in Wonderblog and commented:
    MasyaAllah. Kok merinding ya baca ini 🙂 Sebagai pembaca buku KMGP, saya support film KMGP! (anyway, yang belum baca, ini bukunya aseli recommended. Berhasil bikin air mata bercucuran :’D)

  6. wah takdir memang skenario yg unik. semoga pembuatan film ini semakin lancar dan mjd berkah serta manfaat untuk org banyak
    merinding bacanya

  7. Yunis

    Skenario Allah SWT sungguh hebat & mengandung banyak hikmah.Pertama baca KMGP di majalah Annida saat kelas 2 SMA,terharu, membangkitkan spirit dan inspiratif. Tak sabar melihat film ini terwujud.

  8. Pingback: Rencana Allah untuk Saya, Helvy & Mas Gagah | ekahuda

  9. Keren. Sungguh indah rencana-Nya. 🙂

  10. Entahlah setiap membaca tulisan terkait Mas Gagah selalu nangis, semoga film ini menjadi berkah untuk bangsa dan penulisnya serta setiap kru yang terlibat didalamnya, aamiiin

  11. Entahlah setiap membaca tulisan terkait Mas Gagah selalu nangis, semoga film ini menjadi berkah untuk bangsa dan penulisnya serta setiap kru yang terlibat didalamnya, Aamiin Ya Robb

Leave a reply to Muhammad noval Cancel reply