Ketika Fitnah…

10700702_808631122493675_6874715299757652115_o

Sang kakak tercenung lama. Ia tak habis pikir, bagaimana adiknya, muslimah yang jauh yang lebih sholihat, lebih baik ibadahnya, lebih bagus dalam bermuamalah–daripada dirinya, bisa mendapat tuduhan sekeji itu. Mengapa?

Si Kakak berpikir, ia dan adiknya sejak remaja sama-sama menulis puluhan buku, ribuan tulisan. Dari jumlah itu si Kakak pernah salah mengutip, pernah mengalami minim rujukan di saat deadline. Hal-hal yang membuatnya bertekad ke depan lebih berhati-hati. Namun apa yang dialami sang adik saat terjadi hal yang kurang lebih sama, sungguh mengerikan; dihujat secara viral, dianggap sebagai bagian dari aliran menyimpang, yang tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak mereka.

Ah, siapakah yang menyebarkan fitnah keji itu? Tak ada lagikah tabayyun? Atau bila ingin menegur, tidakkah bisa bil hikmah wa mau’izhah al-hasanah?

Laa haula wa laa quwwata illaa billah.

Sang Kakak menatap langit-langit kamar dan melihat bayangan mereka saat kecil berlari-lari di sana, mengantri membaca di tempat penyewaan buku, belajar puasa dan sholat bersama, mengaji, berlomba untuk lebih mencintai Rasulullah SAW dan para sahabatnya, saat pertama kali adiknya berjilbab kelas 2 SMP, saat mereka bangun sholat malam bersama dan saling mengingatkan untuk bisa menjadi pribadi yang bermanfaat bagi ummat…, berbagai kilas peristiwa yang membuat mereka menjadi…

Allah tak pernah tidur.

Kelak waktu akan menunjukkan, siapa sekadar pemfitnah dan siapa yang dengan rendah hati, mengambil peran untuk saling menasehati dan peduli terhadap sesama saudara seiman.

Sungguh, setiap masa yang tersisa, adalah kesempatan kita untuk belajar berIslam lagi. Belajar lagi untuk berdakwah sepenuh cinta…

12 Comments

Filed under Jurnal, Kabar, Lainlain

12 responses to “Ketika Fitnah…

  1. Isu sektarian memang sangat menyenangkan untuk diusung, yang meneriakkan merasa sudah lebih paham dan lebih dekat dengan Tuhan. Saya lebih setuju tradisi literasi, buku lawan buku, tulisan lawan tulisan. Kalau tulisan Asmanadia keliru, lawanlah dengan tulisan juga di ranah publik. Sayangnya tulisan di publik banyaknya malah cacian alih-alih bantahan yang rapih dan terstruktur.

    Jangankan Asmanadia, imam Syafii pun dianggap sesat pada masanya.

    Saya teringat ucapan Mbak Helvy dulu, menjadi penulis sastra islam, ibarat berjalan di jalur sunyi, harus siap-siap sendiri.

    Tabik buat Mbak Helvy dan Asma. Tetaplah menulis yang terbaik

  2. Isu sektarian memang sangat menyenangkan untuk diusung, yang meneriakkan merasa sudah lebih paham dan lebih dekat dengan Tuhan.

    Saya lebih setuju tradisi literasi, buku lawan buku, tulisan lawan tulisan. Kalau tulisan Asmanadia keliru, lawanlah dengan tulisan juga di ranah publik. Sayangnya tulisan di publik banyaknya malah cacian alih-alih bantahan yang rapih dan terstruktur.

    Jangankan Asmanadia, imam Syafii pun dianggap sesat pada masanya.

    Saya teringat ucapan Mbak Helvy dulu, menjadi penulis sastra islam, ibarat berjalan di jalur sunyi, harus siap-siap sendiri.

    Tabik buat Mbak Helvy dan Asma. Tetaplah menulis yang terbaik

  3. Saya pengagum si Kakak dan si Adik yang ada di foto itu. Untuk tuduhan yg membabi buta itu. Saya yakin itu cuma paradigma yg salah. Sampai saat ini kedua Kakak beradik yg ada di foto itu masih jadi panutan dan inspirasi dlm hidup saya.

  4. Haris

    Semoga kita selalu diberi hidayah… karena fitnah itu bisa krn kita, bisa krn orang lain.

  5. Mas Bekti

    Setiap peristiwa pasti mengandung hikmah. Bagi orang yang beriman selalu mengambil jalan yang baik. Jangan salahkan siapapun, karena itu takkan menyelesaikan masalah. Jangan lihat perkara besar dengan tatapan kecil, dan jangan lihat perkara kecil dengan tatapan besar. Masalah umat adalah masalah besar, sedangkan masalah pribadi adalah masalah kecil. Semua masalah adalah atas ijin Allah, Allahlah tempat kembali.

  6. Aswandi

    Antara Asma Nadia dan Imam Bukhari
    Saya belum baca tulisan dari media islam yangg secara langsung atau tidak langsung menuduh mbak Asma nadia seorang syiah. Kalau yang menasehati, banyak dan tidak ada justifikasi syiah terhadap mbak Asma. Mungkin ada pihak lain yg memang memanfaatkan moment tersebut untuk menjatuhkan mbak Asma. Namun, sikap legowo dan rendah hati juga harus dimiliki mbak Asma untuk menerima nasehat dan saran kalau memang ada kekeliruan dalam tulisan. Sikap ksatria itulah yang juga harus dimiliki seorang penulis muslimah sejati. Dapat menerima nasehat, saran dan mengakui jika memang ada kesalahan.
    Untuk mereka yang hanya sekedar menghujat dan menjustifikasi mbak Asma sebagai seorang syiah. Anggap saja angin yang berlalu. Do’a kan mereka agar diberi hidayah. Kenapa harus mendoakan mereka? Ini jawabannya dari Rasulullah SAW “Tidaklah seseorang memvonis orang lain sebagai fasiq atau kafir maka akan kembali kepadanya jika yang divonis tidak demikian.” (HR Bukhari).
    Sebuah pelajaran luar biasa yang diajarkan oleh seorang ahli hadits Imam Bukhari dalam menulis. Diceritakan bahwa Imam Bukhori dalam menulis sebuah hadits tidak serta merta langsung menulis hadits tersebut. Walaupun sebenarnya hadits tersebut sudah melalui tahap penyaringan super ketat sehingga dapat dikategorikan hadits shohih. Lantas apa yang dilakukan oleh Imam Bukhari? Imam Bukhari berwudhu dan shalat kemudian berdoa meminta petunjuk kepada Allah SWT atas hadist yang akan beliau tulis. Hal ini beliau lakukan agar hadits yang beliau tulis benar-benar merupakan petunjuk dari Allah SWT serta menyangkut hajat banyak Umat. Serta bukan atas dasar hasrat keinginan pribadi semata.
    Semoga apa yang dilakukan Imam Bukhari ini dapat menjadi pelajaran untuk kita. Sehingga apa yang kita tulis merupakan tulisan yang mandapat petunjuk dan ridho dari Allah SWT. Bukankah itu yang kita cari dalam hidup ini?

    Sentul City, 29 September 2015
    Aswandi (Fans Setia Mbak Asma Nadia)

  7. fitnah itu karena si pemfitnah nggak bisa berkarya sehebat helvy dan asma nadia

  8. Sebaiknya buat statement klarifikasi resmi saja mbak. Seharusnya masalah beres dengan klarifikasi. Kalau diam dan tidak ada pernyataan justru isunya semakin liar.

  9. Bismillah…mudah-mudahan cepat selesai semuanya

  10. Stiap karya yg lahir dr otak dan pmikiran kita, terkadang mnimbulkan pro dan kontra yg bsa sja mngganggu. Teruslah berkarya. Jadikan itu smua mnjd sbuah acuan utk brkarya yg lbih top di kmudian hari.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s