MERAYAKAN KANGEN
:menemukanmu (lagi)
tersemat di dada puisi
Pada jarak ribuan kilometer darimu
kukenali aroma pagi
yang senantiasa menumbuhkan
niscaya
Lalu apakah arti jarak
bila kau tak pernah pergi
dari hati dan benak?
yang kupandang dan kusentuh
menjelma kau yang tersenyum
di ruang-ruang mimpi
dan kenangan
Maka pada akhirnya
aku terpaksa kembali pada puisi
sebagai perayaan kangen berkalikali
dalam hening paling bening
tentangmu
(Cipayung, 1991)
Sebenarnya ini puisi lama yang saya tulis saat masih tingkat 3 di FSUI. Beberapa mahasiswa saya yang baru tingkat 1 rupanya menyukai puisi ini. Mereka mencoba membuat musikalisasi puisi lagu di atas. Menarik meski belum sempurna. Anda suka yang mana? 😀