Sejak tahun 2005 saya diminta oleh Tupperware Indonesia untuk menjadi Juri Lomba Mengarang Children Helping Children (CHC). Lomba ini diadakan setiap tahun dan terbuka bagi siswa siswi di seluruh Indonesia, mulai tingkat SD, SMP hingga SMA. Hadiah yang diberikan pada para pemenang cukup menggiurkan, yaitu uang jutaan serta laptop.
Konsep lomba ini juga menarik dimana setiap anak yang mengirimkan 1 judul naskah maka ia telah menyumbang Rp. 10.000 melalui Tupperware Indonesia, untuk anak-anak Indonesia lain yang kurang beruntung. Mereka juga boleh mengirimkan naskah lomba sebanyak-banyaknya. Tak jarang satu anak mengirim hingga 5-10 judul tulisan. Semua tulisan tersebut harus menceritakan tentang anak Indonesia yang menolong sesama, boleh pengalaman pribadi atau karya fiksi.
Dari tahun ke tahun naskah yang masuk semakin banyak, mencapai belasan hinga puluhan ribu naskah. Maka setiap tahun pula Tupperware memberi ratusan juta rupiah sumbangan dari anak-anak Indonesia peserta lomba ini kepada teman-teman mereka yang kurang beruntung, di berbagai pelosok negeri.
Selain sahabat saya Shahnaz Haque yang merupakan Duta Tupperware Indonesia tercatat beberapa sastrawan/penulis yang pernah bersama saya menjadi juri CHC, diantaranya: Seno Gumira Ajidarma, Arswendo Atmowiloto, Gola Gong, Asep Sambodja (almarhum), pemegang rekor MURI untuk penulis cerita anak paling produktif: Ali Muakhir, serta salah satu pelopor penulis cerita seri Kecil Kecil Punya Karya (KKPK) Izzati.
Khusus untuk Lomba Mengarang CHC Tupperware meminta saya mengawal naskah sejak awal hingga akhir. Artinya saya turut membaca semua naskah yang masuk di babak awal dan memilih naskah tersebut untuk masuk final. Setiap tahun dipilih 150 naskah untuk masuk final, terdiri dari 50 naskah unggulan kategori SD, 50 naskah unggulan SMP serta 50 naskah unggulan kategori SMA. Maka saya harus memastikan tidak ada satu naskah pun yang luput, semua harus saya baca dan jumlahnya bisa mencapai puluhan ribu naskah. Di final saya kembali membahas naskah-naskah pilihan tersebut bersama juri-juri lain yang diundang oleh Tupperware.
Selanjutnya setelah naskah-naskah terbaik terpilih, para penulisnya diundang ke Jakarta. Mereka berkesempatan mengikuti workshop menulis bersama saya. Para finalis ini ternyata berasal dari berbagai kalangan, berbagai latar belakang, juga daerah. Ada keharuan tersendiri berjumpa dengan mereka yang begitu semangat menulis tentang bagaimana anak Indonesia mau dan mampu menolong anak Indonesia lainnya tersebut. Kebanyakan dari mereka baru pertamakali menulis, bahkan beberapa juga ternyata baru sekali ini menapakkan kaki ke Jakarta. Menariknya, seringkali yang mereka tulis terinspirasi dari kisah nyata mereka sendiri.
Kini sudah 9 tahun Lomba Mengarang CHC berjalan. Banyak hal unik yang saya jumpai. Tulisan-tulisan yang cerdas, indah, lugu, mengharukan berisi cinta, keprihatinan terhadap anak-anak Indonesia dari anak-anak Indonesia…, ah sungguh menggugah. Kadang saya tersenyum, tertawa, tak jarang pula airmata menitik membaca surat-surat yang datangnya dari seluruh Indonesia tersebut. Saya bahagia membaca bahwa banyak anak Indonesia yang begitu peduli terhadap saudara-saudara mereka sebangsa dan setanah air.
Setiap tahun Tupperware bekerjasama dengan beberapa penerbit membukukan karya para pemenang hingga bisa dinikmati khalayak yang lebih luas.
Saya ucapkan selamat untuk Tupperware atas program yang luar biasa ini. Semoga karya anak-anak Indonesia untuk membantu anak-anak Indonesia lainnya ini bukan hanya menyemarakkan tulisan mengenai anak-anak Indonesia, namun juga membangun kepedulian dan karakter anak-anak kita ke depan, serta memunculkan para penulis baru di negeri ini. Aamiin.
Menulis itu mencintai, menulis itu berbagi! Jangan lupa ajak anak, keponakan, murid-murid kita untuk ikut lomba ini setiap tahun ya! Ada lomba menggambarnya juga lho š
Pena Kecil 