Kok bisa? Kok ada orang yang mau membantu saya sedemikian? Wira wiri ke sana kemari repot sendiri, mempertemukan saya dengan berbagai pihak yang mungkin bisa menjadi investor dan sponsor film Ketika Mas Gagah Pergi? Keluar ongkos sendiri dari mulai taksi hingga pesawat terbang. Waktu, tenaga, uang ia korbankan, padahal kami belum lama kenal. Mengapa?
“Itu karena KMGP cerita yang sangat menginspirasi dan menggugah saya,”kata Livi haru. “Saya membacanya saat kuliah dulu. Sudah lama sekali tapi selalu ingat ceritanya.”
Hari itu, di dalam lift hotel sederhana tempat saya menginap di Gorontalo, saya tatap ia dengan mata kaca, “Saya tak bisa membalas kebaikan Mbak. Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik dan banyak,” suara saya tersekat di kerongkongan.
Livi tersenyum. “Aaamiin. Tenang, mbak, Allah bahkan sudah membalasnya,” ujar Livi.
Saya mengernyitkan kening.
“Pagi ini tiba-tiba saja ada orang yang memberi saya sebuah pulau untuk dikelola.”
“Serius?” Mata saya kian bulat menatapnya.
Ia mengangguk. “Saya juga diberi tanah di Gorontalo Utara. Insya Allah saya akan bangun rumah tahfidz di sana.”
Saya tercengang lagi. “Pagi ini?”
Ia mengangguk. “Berkah membantu Mas Gagah, apalagi ini Ramadan …,” katanya tersenyum. “Film KMGP harus jadi, Mbak. Film ini akan jadi monumen yang menginspirasi anak-anak muda Indonesia.” Livi terdiam sesaat. “Dan bila masa itu tiba, saya ingin Allah mencatat saya dalam daftar orang yang turut memperjuangkannya…,” suaranya lagi, kali ini bergetar.
Subhanallah. Saya terdiam. Setitik airmata jatuh tepat saat pintu lift terbuka.
#AllahMahaKaya
#PatunganBikinFilm
#Crowdfunding
#KetikaMasGagahPergi
#FilmKita
Pena Kecil 
good blog
Memang bulan ramadhan itu penuh berkah ya
subhaaanalloh…..
Masha Allah..Allah Maha Kaya, Mah pemurah