KMGP Kisah yang Menginspirasi Banyak Orang
“Ketika Mas Gagah Pergi menginspirasi saya sebagai remaja saat itu dan membuat saya jadi pribadi yang lebih peduli pada sekitar serta lebih mencintai Islam. Kisah ini abadi dan mampu mengubah banyak pembacanya menjadi lebih baik,” (Asma Nadia).
Pernyataan penulis bestseller Asma Nadia tak jauh berbeda dari Habiburahman el Shirazy, penulis novel Ayat-Ayat Cinta. Bahkan penulis yang populer dipanggil Kang Abik ini mengusulkan agar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan buku Ketika Mas Gagah Pergi ke perpustakaan sekolah-sekolah dan universitas untuk membangun karakter pemuda Indonesia.
“Kalau buku ini difilmkan, maka filmnya dapat membangun karakter juga kepedulian luar biasa pada sekitar yang selama ini perlahan hilang dari anak-anak muda kita,” dukung Abdur, Pemenang II Stand Up Comedy 4. “Saya nangis baca bukunya,” tambahnya melalui akun twitter @abdurarsyad.
Lain lagi menurut Nursyda Syam. KMGP yang ia baca bertahun lalu, telah menempanya menjelma pribadi yang bukan saja peduli,bahkan membuatnya menjadi inisiator serta penggerak di berbagai kegiatan kemasyarakatan, di wilayahnya: Lombok Timur. “Cerita yang tak pernah bisa saya lupakan, terus menyemangati saya untuk berbuat hingga hari ini,” tuturnya. Nursyda bahkan meraih berbagai penghargaan nasional, termasuk SCTV Award 2015 atas perannya sebagai agen pengubah masyarakat. “Ada peran Mas Gagah di sini! Begitu kuat dorongan buku KMGP!” tambahnya.
Kesaksian-kesaksian banyak orang mengenai buku KMGP antara lain tertuang di buku Jejak-Jejak Mas Gagah (JJMG) I yang diterbitkan ACT maupun JJMG 2 yang diterbitkan Pipiet Senja Publishing House yang seluruh keuntungannya digunakan untuk kegiatan sosial termasuk mendanai film KMGP.
Buku yang melahirkan buku: Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan novellet legendaris karya Helvy Tiana Rosa, yang ditulis tahun 1992 dan diterbitkan pertama kali tahun 1997. Kini buku KMGP sudah cetak ulang 40 kali oleh 3 penerbit dan terjual lebih dari satu juta eksemplar.
Gerakan Budaya ‘Patungan Bikin Film’
KMGP bercerita tentang hubungan seorang adik (Gita) dengan abangnya (Mas Gagah) yang sangat dekat, tentang hijrah dan keindahan berIslam. Muncul juga tokoh Yudi, pemuda yang kerap menyerukan kebaikan di tempat-tempat umum dan selalu paling dulu membantu mereka yang terkena musibah, serta Nadia, gadis muslimah cerdas yang memutuskan berjilbab justru saat kuliah di Amerika.
Skenario dipercayakan kepada penulis skenario dan sutradara film dokumenter Fredy Aryanto. Untuk sutradara, Helvy mempercayakannya kepada Firmansyah. “Selain karena potensi Mas Firmansyah, ini juga sesuai amanah almarhum Mas Mamang (Chaerul Umam) yang sedianya menjadi sutradara KMGP, namun beliau wafat 2013 lalu,” kata Helvy. Film KMGP mengambil syuting di Jakarta dan Maluku Utara.
Helvy dan kawan-kawan memutuskan untuk bergotong royong mencari dana sendiri (crowdfunding), guna mempertahankan ruh novellet tersebut dalam film.
“Crowdfunding ini kami buat bukan karena tidak ada PH yang mau memfilmkan,” tutur Helvy sambil tersenyum, “Banyak yang ingin mengangkatnya ke layar lebar, hanya saja belum bertemu dengan idealisme saya dan para pembaca.”
Gerakan budaya “Patungan Bikin Film KMGP” ini kemudian didukung oleh komunitas pembaca buku tersebut yang menyebut diri mereka: Sahabat Mas Gagah. “Kami ingin pemeran Mas Gagah yang soleh dalam film sama dengan kesehariannya,” ujar salah satu pembaca buku KMGP di laman resmi http://www.kmgpthemovie.com
Helvy melakukan road show dan crowdfunding serta sosialisasi film KMGP ke 100 kota di Indonesia sejak September 2014. “Mengharukan melihat ada remaja petugas kebersihan yang mengejar-ngejar saya untuk memberikan uang tabungannya 50 ribu bagi film ini karena ia tak punya rekening,” tutur Helvy sedih. “Ada pembaca saya pengidap penyakit Lupus yang mengirim uang hasil penjualan bros yang ia buat. Ada anak muda penjaga masjid yang tiba-tiba datang ingin menyumbangkan tenaganya demi film ini. Anak-anak sekolah yang mengumpulkan uang one day one thousand untuk film ini,” kata Helvy yang merasa ini menjadi seperti menjadi gerakan budaya.
“Ada orang yang tak saya kenal yang membeli 1 buku KMGP yang aslinya hanya 49 ribu, ia beli 1 seharga 5 juta untuk mendukung film ini, hingga pengusaha daerah yang berjanji membooking 1 bioskop saat film ini diputar,” kata Helvy dengan mata berkaca-kaca. “Kebanyakan mereka semua memiliki ikatan emosional dengan buku ini. Mereka bilang buku KMGP telah mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.”
Menurut N. Imam Akbari, Senior Vice President Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT), keunggulan KMGP adalah value-nya. Menurutnya nilai-nilai kehidupan dalam KMGP bisa menjadi teladan bagi pemuda Indonesia untuk lebih mencintai sesama serta peduli akan keluarga, lingkungan serta dunia. “Visi misi film KMGP serupa dengan ACT,” tambah Akbari yang juga menjadi salah satu eksekutif produser film ini mewakili ACT.
Organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia yaitu Forum Lingkar Pena, komunitas One Day One Juz (ODOJ, Hijabers Mom Community (HmC), Rumah Kepemimpinan (RK), Komunitas Tangan di Atas (TDA), Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), Smart Club (SC), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Komunitas Sukses Mulia (KSM), Matasinema, dan Sahabat Mas Gagah (SMG) secara resmi mendukung “Patungan Bikin Film KMGP” ini. Bahkan melihat syiar dan dakwah dalam KMGP yang ruh-nya akan dipertahankan dalam filmnya, Ustadz muda Salim A. Fillah akhirnya bersedia memerankan salah satu karakter dalam film KMGP ini. Dwiki Dharmawan, musisi terkemuka Indonesia yang pernah meraih Piala Citra dalam film “Cinta dalam Sepotong Roti” (1990) juga langsung menyatakan kesediaannya menjadi penata musik film KMGP. Indah Nevertari yang menyanyikan original soundtracknya. Peraih Piala Citra Nur Hidayat (Monodzky) menjadi Director of Photografy film KMGP, sedangkan Rizal Basri menjadi editor film bernuansa anak muda ini.
Empat Bintang Baru yang Menjanjikan
Sementara itu lebih dari 300 orang dari dalam dan luar negeri Indonesia mengikuti online casting melalui Youtube untuk menjadi calon pemeran utama, Februari-Mei 2015 lalu. Setelah online casting ditutup, produser, sutradara dan tim penulis skenario sepakat memilih 26 kandidat paling potensial dari berbagai kota di Indonesia. “Kami mencari empat pemeran baru dalam film ini yaitu Gagah, Gita, Yudi dan Nadia,” kata Adha Muawiah, line producer film KMGP. “Kami mencari sosok berkarakter yang bisa menjadi role model bagi anak-anak muda Indonesia,“ tambahnya lagi, “Untuk pendamping keempat orang tersebut kita akan pasang bintang-bintang yang sudah terkenal”.
Akhirnya, pengusaha muda penghafal Al Quran dari Surabaya bernama Hamas Syahid terpilih sebagai tokoh utama: Mas Gagah. “Hamas memenuhi kriteria kami tentang Mas Gagah yang soleh, cerdas, peduli dan tampan,” kata Helvy. Uniknya Hamas lahir bersamaan dengan waktu cerita ini dibuat: 11 Maret 1992. Hamas sendiri mengaku membaca buku KMGP saat kelas 1 SMP. “Saya sampai nangis. Buku ini bagus banget dan perlu dibaca. Saya rekomendasikan pada teman-teman,” katanya.
Aquino Umar, mahasiswi Trisakti, juara monolog yang juga bintang iklan terpilih sebagai Gita Ayu Pratiwi, adik Mas Gagah. “Tokoh Gita ini kami pilih dengan sangat selektif. Aquino seperti juga Gita; tomboy, cuek,cantik. Aktingnya sangat kuat,” papar Helvy. Menurut Aquino ia merasa sangat beruntung bisa memerankan Gita. “Ini kisah legendaris. Semoga saya bisa memenuhi harapan pembaca dan penonton. Banyak kebaikan di buku dan filmnya!”
Sementara itu tokoh Yudi akan diperankan pendatang baru: Masaji Wijayanto dari Lampung yang pernah menjadi pemenang pertama Cover Boy Aneka Yess 2012. Tokoh Nadia akan dimainkan oleh Izzah Ajrina, jilbaber berprestasi yang juga pengusaha muda dari Surabaya. Keduanya mengatakan mereka berubah lebih baik setelah membaca buku KMGP. “Aku baca saat kelas 6 SD,” kata Izzah. “Kalau saya baru baca menjelang casting. Dahsyat bisa mengubah beberapa cara pandang dan sikap saya,” tutur Masaji.
Adapun bintang-bintang ternama yang akan mendukung film ini antara lain: Epi, Kusnandar, Nungki Kusumastuti, Mathias Muchus, Wulan Guritno, Asma Nadia, Cholidi Asadil, Abdur SUCI 4, Ali Syakieb, Miller Khan, Mentari De Marelle, Virza Idol, Joshua Suherman, Randy Martin, Elovii, Irfan Hakim, Elma Agustin, Hadijah Shahab, Aurelie Moeremans dan masih banyak lagi.
Tiket Pre Sale ‘Nonton Duluan’, Sedekah Tiket, Pohon, Petani, Indonesia Timur dan Palestina
Film KMGP yang diproduksi ACT-Indobroadcast ini insya Allah tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia, Januari 2016. Namun, layaknya tiket konser musik band mancanegara, tiket untuk nonton duluan (dua minggu sebelum filmnya tayang serentak), sudah bisa didapatkan secara online dari sekarang, melalui http://www.kmgp.club, www.jualio.com dan http://www.kmgp.act.id
Tiket “Nonton Duluan” hanya dijual untuk penonton di 5 kota besar: Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Medan. Dengan Rp. 100.000, pembeli tiket bukan hanya bisa nonton duluan KMGP The Movie bersama para bintangnya di bioskop dan mendapat namun juga telah menanam 1 pohon, turut menambah oksigen bagi dunia, membantu petani kita, serta berdonasi untuk komunitas pilihan mereka. Rencananya, bila capai 1 Juta penonton, 1 milyar keuntungan film ini akan disumbangkan bagi pendidikan anak-anak di Indonesia Timur serta 1 Milyar lagi bagi pendidikan anak-anak Palestina. Penjualan tiket presale “nonton duluan” ini dibuka hingga akhir pecan ke dua Desember .
Ada juga program “Sedekah Tiket” dimana kita bisa menyumbang tiket nonton film KMGP bagi saudara-saudara kita yang kurang beruntung, berbagi inspirasi dan bahagia, serta nonton bareng mereka melalui www.kmgp.act.id
Selain didukung oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT), film inspiratif tentang cinta, kepedulian dan perubahan ini didukung oleh Wardah, Telkomsel dan Bulan Sabit Merah Indonesia. Menariknya sebelum film ini tayang di bioskop, bekerjasama dengan Wardah dan ACT, KMGP bahkan telah menyumbangkan lebih dahulu dana pendidikan ke Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, hingga Palestina.
Reblogged this on A Journey of Discovery.
InsyaAlloh langkah yang baik akan Alloh pertemukan dengan hasil yang baik pula. Semoga film ini menjadi bagian dalam perbaikan ahlak bangsa.
Salam,
Admin daftarperumahanmurah.com
Aamiin ya Rabb. Terimakasih.