Syuting di Bulan Agustus, Film 212 The Power of Love, Bikin Para Pendukungnya Makin Cinta NKRI!

Film 212 The Power of Love besutan Warna Pictures sudah memulai syuting perdana pada awal Agustus lalu. Tak tanggung-tanggung pengambilan gambar pertama langsung di wilayah Ciamis. Daerah ini mengingatkan kita akan kisah heroik Kyai Nonop dan para santrinya serta masyarakat Ciamis yang berjalan kaki dari Ciamis menuju Bandung dan Jakarta untuk mengikuti aksi damai 212.

Disutradarai Jastis Arimba, film ini mempertemukan Fauzi Baadilla dan Meyda Sefira sebagai pemeran utama. Kisahnya sendiri bukan semata tentang aksi damai 212, melainkan lebih ke kisah personal tokoh Rahmat, seorang jurnalis yang selama 10 tahun berkonflik dengan ayahnya, seorang Ustadz kampung yang dianggapnya kolot dan konservatif. Pada akhirnya hubungan ayah dan anak ini menyeret Rachmat untuk mau tak mau ‘menjaga’ ayahnya yang bertekad ke Jakarta dengan berjalan kaki untuk mengikuti aksi 212. Rahmat yang skeptis dan sinis terhadap agamanya sendiri berusaha mencegah karena merasa itu aksi politis yang ditunggangi pihak-pihak tertentu. Namun sang ayah tetap mengikuti suara hatinya untuk berangkat. Rachmat juga harus menghadapi keteguhan dibalik kelembutan Yasna, gadis desa yang ia cintai dan memiliki pemikiran yang selalu tak sejalan dengannya. Perjalanan inilah yang menjadi inti cerita film 212 The Power of Love.  “Klimaksnya memang di aksi damai 212,” tutur Jastis yang mengatakan bahwa kisah ini menawarkan Islam dan ummatnya yang rahmatan lil alamin. “Sangat humanis, banyak pencerahan dan nilai-nilai universal yang bisa diambil,” tambahnya.

Menurut Fauzi Baadillah, ia sangat tersentuh dengan film ini. “Bagus banget. Merinding gue. Dalam tiap prosesnya banyak pembelajaran, terutama buat gue,” paparnya.

“Film ini membuat kita makin mencintai NKRI. Sejak dulu ummat Islam selalu menjadi yang terdepan dalam bela negara. Ini juga ditunjukkan dalam 212 The Power of Love. Jadi buat mereka yang belum nonton sudah berprasangka buruk terhadap film ini, kita tegaskan lagi bahwa ini bukan film ecek-ecek yang memecah belah atau menghasut. Film ini mengajak kita lebih mencintai negeri kita. Mengajak kita lebih bijak sebagai warga negara, lebih mencintai orangtua, guru, sesama, serta banyak lagi nilai positifnya,” papar Benny Arnas, yang bersama Helvy Tiana Rosa menulis versi novel dari film ini.

Kebaikan yang berlimpah dalam film itu pula yang membuat aktris multi talenta Oki Setiana Dewi mau terlibat sebagai salah satu produser film ini. “Iya, saya bangga bisa turut mendukung film istimewa ini. Ini juga debut saya sebagai produser. Mohon doa,” kata Oki sambil tersenyum. Oki juga mengajak banyak artis untuk turut menjadi cameo dalam film ini. Selain Oki, terdapat nama Imam Saptono dan Erick Yusuf sebagai produser.   Ustadz Erick Yusuf, pemilik Pesantren Ihaqi tersebut bersyukur bisa turut ambil bagian dalam film ini. “Mohon doa semoga berkah,” katanya.

Film ini juga didukung Abdul Hakim, Chumaidi Abbas, Hamas Syahid,  dan novelis terkemuka Indonesia: Asma Nadia. Tidak hanya aktor aktris muslim, Ronny Dozer dan Achie Yexel turut mendukung film ini. “Ini film yang humanis. Kami senang bisa terlibat,”  tutur mereka.

Konon film ini kesulitan mencari investor dan sponsor karena membawa isu aksi 212, apa benar? Jastis hanya tersenyum.  “Namanya perjuangan,” kata Jastis. “In sya Allah setiap kebaikan akan selalu menemukan jalannya.”

Aamiin. Kita nantikan bersama film ini, ya! (NRA)