Apakah dua mataku
yang kau larung dalam malam?
lalu hari-hari pun terbenam
dalam secangkir kopi tanpa gula
daun-daun jatuh di luar jendela
dan sunyi menyanyikan lagi
lagu gergaji
Apakah dua mataku
yang kau larung dalam malam?
lalu hari-hari pun terbenam
dalam secangkir kopi tanpa gula
daun-daun jatuh di luar jendela
dan sunyi menyanyikan lagi
lagu gergaji
Puisi “Fisabilillah” karya Helvy Tiana Rosa menjadi Juara ke III Lomba Cipta Puisi Islam Tingkat Nasional yang diadakan Yayasan Iqra, 1992 dengan Juri: HB Jassin, Sutardji Calzoum Bachri, Hamid Jabbar dan Jose Rizal Manua. Puisi ini terdapat dalam buku Mata Ketiga Cinta (ANPH, 2012).
Adew Habtsa dan Rekan yang membawakannya merupakan Juara II Lomba Musikalisasi Puisi Helvy 2014.
KANGEN
Telah kutuliskan puisi-puisi itu
sejak usiamu 26 tahun
ketika pertama kali kita bertukar senyum
pada jarak pandang yang begitu dekat
Baca Puisi Anti Maladministrasi dan Anti Korupsi bersama Bengkel Sastra Unj. Acara diadakan Ombudsman RI bekerjasama dengan KPK, bertempat di Universitas Indonesia. Inilah penampilan pertama saya bersama Bengkel Sastra (UNJ) angkatan 2013, membawakan puisi karya Abdurahman Faiz dipadu dengan puisi saya. Persiapan penampilan ini pun hanya tiga hari saja. Ahamdulillah sukses 🙂
Enam tahun lalu, tepatnya 3 Juli 2008 saya dan Edi Sutarto bersama mengampu mata kuliah Apresiasi Drama di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Kuliah ini mensyaratkan pementasan profesional teater sebagai ujian akhirnya, yang kami berinama: Festival Teater Sastra Indonesia (FIESTA). Setiap tahun Fiesta diikuti tak kurang dari 10-14 kelompok teater.
klik selanjutnya
Ini musikalisasi puisi dadakan, tanpa persiapan. Yang nyanyi suaranya sangat minimalis pula…:)
SKETSA
Meranggas darahku meranggas
dan bumi kering
langit pias
laut kita mati