- Uyghur
Musim musim kami adalah kengerian
resah yang berdarah
nyeri yang tanpa henti
menerkam mata dan jiwa
rumahrumah dan tubuh
menjelma ladang perburuan
ketika menjadi muslim adalah satu-satunya
kesalahan kami
Kami dilarang memberi bayi kami
nama-nama terindah
Kami tak bisa mengecup ramadhan
dengan keindahan lapar dan dahaga kami
Kami disumpal khinzir, dijejali alkohol,
Janggut dan hijab kami mereka tanggalkan
Masjid masjid dirobohkan, Al Quran dibakar
Mereka paksa kami menikah
dengan yang paling tak beragama
Di sini kabar sehari hari adalah
kehilangan ayah, ibu, anak dan saudara
Kami hanya rakyat tanpa sejata
yang entah mengapa dituduh
teroris atau ekstremis
Barisan tentara akan menjemput kami
masuk ke kamp kamp konsentrasi
yang mereka sebut kamp re-edukasi
untuk kemudian tak pernah kembali
atau pulang dengan identitas
baru yang saru,
menjauhkan kami dari rindu
Yang Satu
Disetrum, dipukul, ditusuk, disayat, diiris, disetrika,
dibebat, dicabut, diperkosa
disterilkan, dibakar, atau dilenyapkan
dengan cara paling barbar,
hidup kami adalah perayaan genosida
di depan mata dunia
ketika menjadi muslim adalah satu satunya
kesalahan kami
Arahkan telinga dunia untuk mendengar kami
Jangan biarkan kami sendiri
Arahkan mata dunia menatap kami
Jangan biarkan kami sendiri
Dimanakah mereka yang selalu bicara HAM dan demokrasi
Dimana bangsa-bangsa muslim yang besar
apakah nurani telah terpenjara
di balik tembok besar kepentingan ekonomi
hingga bungkam menjadi jawaban
atas rangkaian kebiadaban?
Kami tak ingin apapun
Kami hanya ingin bebas menjalankan agama kami
yang penuh kedamaian
Tapi hidup kami kini adalah perayaan genosida
di depan mata dunia
ketika menjadi muslim adalah satu satunya
kesalahan kami
satu satunya kesalahan kami
(Jakarta, 21-12-2008)