Tag Archives: mother

Fakta Mengejutkan di Balik Kesuksesan Asma Nadia & Helvy Tiana Rosa

brgnyokapdeh

Oleh: Abdurahman Faiz

Meski pernah hidup pas-pasan bersama keluarganya di tepi rel kereta api, perempuan ini tak pernah menyerah. Anak-anaknya harus sekolah! Mereka harus cinta membaca dan menulis agar tidak mudah dibodohi, agar mereka bermanfaat dan bisa menolong orang lain.

Namanya Maria. Setiap malam, ia mendongeng untuk anak-anaknya. Ia tak pernah lelah bercerita tentang banyak hal yang memotivasi mereka untuk terus membaca. Setiap hari pula, sebelum tidur, anak-anaknya menyaksikan Maria selalu menulis catatan harian. Kebiasaan ini menular pada mereka, dan menulis menjadi kegiatan bersama yang menyenangkan setiap hari.

Continue reading

3 Comments

Filed under Jurnal, Kabar, Karya, Lainlain, Sketsa

Saya, Mama, Mr. Arthur dan Parfum (Cerita Wangi)

Mami dan Mr. ArthurMama saya orang yang sangat mudah alergi, karena itu ia tidak bisa pakai parfum kecuali yang original. Meski demikian kadang ia masih merasakan gatal dan panas saat pakai parfum yang katanya original itu. Sering juga berbekas di baju. “Kok susah dibedakan sama KW dan refill. Katanya ori?” gumam beliau kesal.

klik selanjutnya

4 Comments

Filed under Cerita Wangi, Jurnal, Karya, Lainlain, Sahabat Wangi

Ganti Parfum, Yuk!

img1476316716195

GANTI PARFUM, YUK! (Cerita Wangi)

“Bunda mau ganti minyak wangi?” tanya Mas Tomi, suami saya seolah tak percaya, sembari menyibak koran yang sedang dibacanya.

“Nanti wanginya nggak seperti Bunda lagi dong,” sambung Faiz, anak kami yang tiba-tiba sudah berada di samping saya.

klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Cerita Wangi, Jurnal, Sahabat Wangi

Selamanya Cinta (Cerpen Remaja)

mami dan kami

Aku melangkah gontai melewati gerbang sekolah. Sejak pelajaran pertama hingga bel pelajaran terakhir berbunyi, pikiranku telah mengembara kemana-mana, hingga akhirnya tiba di satu titik: Ibu.

“Ibu sudah tua, Din. Sebentar lagi umurnya 76 tahun. Ibu sudah mulai pikun, sa­kit-sakitan. Aku ingin yang terbaik buat Ibu, Din!” Suara Kak Dita terngiang terus di kuping­ku.

“Yang terbaik? Untuk Ibu? Dengan membuangnya di panti jompo? Itukah yang terbaik?” jawabku waktu itu.

klik selanjutnya

9 Comments

Filed under Cerpen, Karya