Setelah berbulan-bulan mencari pemeran yang cocok untuk empat tokoh utama film “Ketika Mas Gagah Pergi” (KMGP), akhirnya saya dan tim film KMGP mengumumkankan para pemeran utama tersebut di acara salah satu sponsor film ini: Wardah yang merayakan ultah ke 20 di Senayan City, 27 Juni lalu.
Hamas Syahid Izzudin, pemuda kelahiran Bengkulu yang menetap di Surabaya, terpilih sebagai Gagah Perwira Pratama (Mas Gagah). Penghafal Al Qur’an yang juga pengusaha muda ini biasa dipanggil Hamas lahir 11 Maret 1992.
Tag Archives: film KMGP
Signet Ring Cell
(Silfy Amelia Achtar, Finalis Lomba Menulis Pengalaman ‘Aku dan Kisah Ketika Mas Gagah Pergi’)
Rabu, 13 Juni 2012
Masih hangat.
Harumnya sedikit tertinggal.
Paras cerah dengan senyum hening.
Ya, itu air mata. Menitik di sudut matanya.
…
Selamat tinggal, Mas Gagahku.
Semi
“Hidup kamu tuh benar-benar seperti fairy tale ya, Mel.” Siang itu Miss Suci memulai percakapan dengan kalimat yang mau tidak mau membuatku memalingkan pandanganku dari monitor laptopku. Kami berdua harus mengumpulkan naskah soal Ujian Semester Ganjil sebelum pukul empat sore.
“Fairy tale bagaimana maksudnya, Miss?” tanyaku dengan dahi mengernyit.
klik selanjutnya
Ketika Kang Ilham Datang
(Irfan Fauzi, Finalis Lomba Menulis Pengalaman ‘Aku dan Kisah Ketika Mas Gagah Pergi’)
Mas, ada kajian ilmu aqidah, ustadznya lumayan bagus. Malem ini habis isya. Ikut ya.
Sore jam tiga lebih kubuka SMS. Teman baruku penjual minyak wangi. Aku abaikan pesan itu. Ah malas, lagi pula nanti malam ada acara bakar-bakaran ikan. Lebih asyik, lebih seru. Aku membatin.
Hidupku biasa saja. Mirip kebanyakan orang. Bergaul, ngobrol, jalan-jalan. Kadang juga ikut pengajian, cuma buat variasi kegiatan saja sebenarnya. Namun hari-hari ini mengaji sedikit menyedot perhatian. Awalnya, aku hanya ikut ngaji di mushala, atau kalau ada hari besar Islam. Itu juga sambil nyambi pasang tampang, barangkali ada cewek ngelirik.
“Kalau ngaji ya baiknya rutin, Mas. Biar ilmunya tetep keinget,” kata teman baruku itu, namanya Ilham, aku manggilnya Kang Ilham karena ia lebih dewasa dua tahun dariku, usianya 24 tahun.
“Ya sih, Kang, tapi males. Paling-paling ngebahas, sholat, wudhu, puasa. Itu mah aku udah hafal.” kataku agak santai, sekedar jawab.
Dengan Ceritamu, Terbukalah Hidayah Bagi Orang yang Kucintai
( Oleh: Ratna Kushardjanti, Finalis Lomba Menulis Pengalaman “Aku dan Kisah Ketika Mas Gagah Pergi”)
Perkenalkan saya, Helvy (maaf, saya lebih suka memanggilmu dengan nama ini dan bukan nama panggilanmu yang kubaca di profilmu). Panggil saya, Ratna. Saya sudah mengenalmu sejak lebih dari dua dekade lalu. Sejak cerpen-cerpenmu sering saya baca di Majalah Annida, salah satu majalah Islam yang dengan semangat ikut saya pasarkan kepada teman-teman di kampus maupun adik-adik SMP dan SMA binaanku. Namun tentu saja engkau tak merasa mengenalku. Tetapi, aku bersama ratusan bahkan mungkin ribuan penggemarmu selalu punya alasan untuk merasa dekat denganmu.