Tag Archives: karya

Lelaki Semesta

Lelaki Semesta

Aku menyebutnya lelaki semesta. Ialah kesejukan itu. Di matanya aku melihat telaga tempat segala berada, juga kebenaran. Kedua tangannya selalu terbuka untuk menyambut dan menghibur mereka yang datang membawa duka. Bibirnya selalu tersenyum dan kau akan mendengar nada-nada indah setiap kali ia menyebut kuasa Illahi. Parasnya biasa namun kewibawaan terpancar dari keluasan hati dan pandangannya. Sejak dulu jubah putihnya senantiasa berkibar ditiup sepoi angin saat ia berjalan mengelilingi desa. Ia memelihara janggutnya yang sekepalan tangan itu dengan rapi. Setiap bersama-sama menghadap Allah di surau, aku mendengar suaranya bergetar memimpin jamaah. Saat usai shalat tak pernah mata dan janggutnya tak basah.

klik selanjutnya

15 Comments

Filed under Cerpen, Karya

Darahitam

cinta

Ini adalah sebuah cerpen yang saya tulis saat terjadi Tragedi Sampit 2001. Sudah lama, ya? Namun tetap relevan hingga sekarang. Semoga cerpen ini bisa membawa hikmah bagi kita bahwa kebersamaan dalam keberanekaan adalah kekayaan dan berkah bagi bangsa ini. Salam cinta.

klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Cerpen, Karya

Cut Vi

Cut Vi - AcehAku ingin menjadi istrimu, tulis gadis itu.
Kulipat kembali surat itu. Surat yang telah kusam karena telah terlalu sering kubaca. Bahkan aku masih hafal semua kalimat dalam kertas biru itu.  Aku percaya pada apa yang kulakukan dan tak peduli bila terkesan aku yang melamarmu. Lagi pula apa salahnya meminta pria berbudi menjadi suami? Maka, Agam, sudikah?

klik selanjutnya

38 Comments

Filed under Cerpen, Karya

Pernyataan Tentang Puisi

Yang Tak Akan Pernah Memisahkan Kita

Satu-satunya yang tak akan pernah

memisahkan kita

dari apapun

adalah puisi

bahkan saat kau pergi,

aku tetap bertahan

di larik yang kau cabik

Puisi adalah caraku

membingkaimu dalam sunyi

 

(Helvy Tiana Rosa, Depok 2012)

Ket foto: Dramatisasi Puisi oleh Helvy oleh Bengkel Sastra UNJ (Jakarta)

1 Comment

Filed under Karya, Puisi, Quotes

Pertemuan di Taman Hening

 

Pertemuan di Taman HeningTamparan berkali-kali dari lelaki itu membuat tubuh Sih terhuyung-huyung. Perempuan itu jatuh terduduk di sudut kamar, setelah pelipisnya terbentur ujung lemari kayu yang lancip. Darah menetes dari sana, juga dari bibirnya yang seakan pecah.

klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Cerpen, Karya

Musikalisasi Puisi Helvy “Sajak Februari” Oleh Mira Julia

1
cinta adalah rasa
yang kuucap dalam setiap desah
dan cuaca
tak sampai-sampai getarnya padamu

klik selanjutnya

4 Comments

Filed under Acara, Karya, Lainlain, Puisi, Video

Perjumpaan Malam itu dengan Kartini

Ibu
Fotomu telah berulangkali dicetak untuk dipajang di pigura zaman negeri ini
Sejak Snouck Hugronje, Abendanon dan Estelle dari negeri merah putih biru
berilusi tentang gelap yang jadi terang, kami digiring percaya
hingga ujung-ujung kebayamu
klik selanjutnya

1 Comment

Filed under Karya, Puisi

Lelaki Kabut dan Boneka

Lelaki Kabut dan Boneka

Lelaki itu tiada mempunyai wajah yang tetap, tetapi sebenarnya ia ada. Ia selalu bersembunyi di balik rerimbunan kalimat yang dibuat di jalan-jalan sejarah. Ia mengamati langit, bumi, matahari, rembulan, kepekatan dan darah dari balik gumpalan kabut yang diciptanya sendiri.

“Siapakah… lelaki… itu? Di… di… mana… dia?”
Orang-orang bertanya-tanya. Mengeluarkan suara gagap dengan tubuh meremang gemetar. Wajah mereka pasi, serupa lilin-lilin di keheningan musim dingin. Ya, mereka merasakan keberadaannya, tetapi mereka tak yakin ia benar-benar ada. O, adakah lelaki yang bertahan hidup di balik kabut selama itu? Dan sang lelaki, hanya ia sendiri yang mengetahui bahwa ia sungguh ada.

klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Cerpen, Karya

Mendambakan Lupa

Image

Angin yang merintih di jalan setapak itu

tak pernah istirah

mengirim bau tubuhmu yang laut

dalam riuh dalam hening

saat lampu-lampu dinyalakan

atau dimatikan
klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Karya, Lainlain, Puisi

Catatan Kecil Tentang Tiga Buku

Buku apakah yang sangat berpengaruh dalam kehidupan saya?

Saya rasa cukup banyak. Tapi kalau boleh hanya menyebutkan 3, saya akan sebut: Javid Nama (Muhammad Iqbal), Apa Tugas Sastrawan sebagai Khalifatullah (A. Hasjmy) dan Totto Chan  (Tetsuko Kuroyanagi). Ketiganya saya baca saat saya duduk di bangku SMP.

Kenapa buku tersebut berpengaruh bagi saya? -klik selanjutnya

Leave a comment

Filed under Jurnal, Karya, Lainlain, Puisi