MATA YANG BERNYANYI
- Bulan pasi
- Kuseduh kepedihan dari dua cangkir kopi
- Lalu matamu bernyanyi di mataku, Badi’,
- “Dan kematian hanyalah jalan menuju keabadian.”
(Depok, 2015)
MATA YANG BERNYANYI
(Depok, 2015)
negeri dengan penduduk lebih dari seperempat milyar
Dan kami bersama Palestina
PUISI UNTUK SEORANG IBU YANG MENDOBRAK PULAZI
(Helvy Tiana Rosa)
Untuk Yoyoh Yusroh
Tetapi anakmu niscaya akan membaca sejarah dengan mata ibunya, maka ia pasti akan menangis dan melemparkan batu-batu, apa pun resikonya…. (Kumpulan Cerpen Intifadhah, Jehad Rajbi, 1995: 102).
Jehad Rajbi adalah perempuan penulis yang lahir dan dibesarkan ditengah konflik peperangan berkepanjangan antara negerinya, Palestina, dengan Israel. Karya perdananya dibukukan pada tahun 1993 oleh Penerbit Filistin Muslimah. Namun di luar selusin cerpen dalam buku tersebut, Jehad yang berusia 20 tahun saat bukunya terbit, banyak menulis di beberapa media yang ada di Palestina. Kini selain Sahar Khalifah dan Liyanah Badr, Rajbi menjadi salah satu perempuan penulis yang diperhitungkan di Palestina (Yamani, ed. 2000).
Biarkan aku!” seru gadis itu sekali lagi sambil menatapku tajam.
Aku memandangnya lama, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ini ketiga kalinya ia berada di tempat ini. Melakukan hal yang sangat tidak wajar. Ia bicara pada batu-batu! Ya, pada batu! Ia bisa tampak serius, lalu tiba-tiba tertawa atau menangis sendiri. Ia membelai batu-batu. Menggendongnya seperti menggendong bayi, memasukkan batu-batu tersebut ke dalam tas kainnya yang kusam.