
7 Oktober 2016 lalu, The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), Jordan, kembali mengumumkan Daftar The World’s 500 Most Influential Muslims, edisi 2017 melalui situs resmi http://www.themuslim500.com. Dari daftar 500 nama Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia tersebut ada 22 orang Indonesia termasuk Presiden Jokowi. Dari 22 orang Indonesia, terdapat 6 perempuan seperti Megawati Soekarnoputri, Sri Mulyani, Tri Mumpuni serta dalam kategori Seni Budaya, dua kakak beradik: Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia.
Ini adalah ke delapan kali nama Helvy masuk dalam daftar ini sejak 2009, dan keempat kalinya bagi sang adik: Asma Nadia.
Helvy Tiana Rosa merupakan penulis lebih dari 50 buku, dosen sastra di Universitas Negeri Jakarta dan seorang produser film. Beberapa karyanya telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Arab, Jepang, Swedia dan Persia. Helvy telah menginspirasi banyak orang bukan hanya melalui tulisan, namun juga sejak ia mendirikan Forum Lingkar Pena tahun 1997. Forum ini telah membidani ribuan orang untuk menjadi penulis dan menerbitkan buku. Jutaan orang juga telah mengikuti workshop penulisan dimana ia menjadi pembicaranya. Selain pernah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Annida, Helvy pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta dan anggota Majelis Sastra Asia Tenggara. Ia mendapat lebih dari 40 penghargaan nasional di bidang pemberdayaan masyarakat dan kepenulisan. Helvy juga tercatat sebagai anggota Komisi Pengembangan Seni Budaya Majelis Ulama Indonesia.
“Alhamdulillah. Saya selalu merasa tak pantas, mohon doa semoga berkah dan bisa membawa maslahat bagi diri, keluarga, dan ummat. Aamiin,” ujar Helvy saat tahu kabar ini. “Saya cuma muslimah biasa yang masih harus banyak belajar dan menghormati para ulamanya,” tambahnya lagi. (NM)
“Vy kok parfum yang saya pakai nggak tahan lama, ya?” tanya kawan saya via telpon. Ia baru saja bergabung dengan bisnis Sahabat Wangi saya bersama FM Group.

Ketika menghadiri gala premiere film Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea (selanjutnya saya sebut JTLSIK), saya yakin film tersebut akan menjadi salah satu film terbaik Guntur Soeharjanto. Sesudah menontonnya, ternyata produksi Rapi Film ini lebih bagus dari ekspektasi saya. Betapa tidak, hampir semua unsur dalam JTLISK tergarap dengan baik. Mari kita kupas satu persatu.

KMGP THE MOVIE TAYANG LAGI DI JAKARTA!
Pertama bertemu Masaji Wijayanto, saya tidak yakin ia bisa memerankan tokoh Yudhistira Arifin (Yudi) dalam film Ketika Mas Gagah Pergi, sebagaimana yang saya bayangkan. Bintang iklan yang pernah menjadi Juara Pertama Cover Boy sebuah majalah ini masih sangat belia, kelahiran Lampung, 1997. Tapi Aji rendah hati dan mau belajar. Selama 3 bulan karantina sebagai aktor baru, ia berusaha keras untuk selalu profesional. Bukan hanya belajar akting, public speaking hingga taekwondo, tapi juga mengaji, lebih mendalami Islam. Sebagai pendatang baru Aji punya karakter. Ia santai, cuek, apa adanya dan tidak pernah jaim. Ia lucu, ramah dan bersahabat, juga santun. Para penggemar mulai menjuluki penggemar masakan Indonesia ini sebagai “the smiling face” atau yang lebih dahsyat: “Mas Fisabilillah”, dan saya mengaminkannya.